Kata Pengantar
Assalamu’alaikum
wr.wb..
Puji
syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang mana atas karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Tak lupa pula penulis kirimkan
Shalawat beserta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW dengan
mengucapkan "Allahumma sholli'ala Muhammad wa'ala 'ali Muhammad ".
Adapun yang
ingin disampaikan penulis tentang Karya Tulis Ilmiah ini adalah. berdasarkan tugas
Ulangan Tengah Semester 1 Sosiologi Komunikasi. Penjelasan lebih lanjut tentang
makalah ini djelaskan pada bab pembahasan.
Dalam Karya
Tulis Ilmiah ini mungkin ada beberapa kalimat-kalimat yang kurang pas atau
kurang mengena dalam kalimat mohon dimaafkan karena kami baru pemula untuk
membuat Karya Tulis Ilmiah sehingga seperti itu, kami harap dapat mengerti.
Demikianlah
yang dapat Penulis sampaikan, lebih dan kurang mohon dimaafkan.
Waalaikum’salam
wr.wb..
BAB
I
PENDAHULUAN
Media adalah sebuah alat yang
mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media juga digunakan untuk menyalurkan
pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima.
Pada
zaman modern seperti sekarang ini, media berfungsi untuk menyebarluaskan suatu berita kepada publik. Saat
ini media juga dapat dijadikan sarana untuk
menyebarkan ideologi tertentu kepada masyarakat luas. Ideologi media ini dapat diamati melalui isi pemberitaan, dari
situ akan terlihat kemana pemikiran dari media (berkaitan juga dengan pekerja
media) diarahkan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi ideologi?
2. Apakah contoh
pekerjaan media yang sedang menyebarkan ideologi tertentu ?
1.3 TUJUAN
Tujuan
dibuatnya makalah ini guna memberikan pengetahuan tentang definisi ideologi,
hubungan antara ideologi dengan media, dan contoh pekerjaan media yang sedang menyebarkan ideologi tertentu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ideologi
Secara umum, ideologi dapat diartikan keyakinan dan
gagasan yang ditaati oleh suatu kelompok, kelas sosial, suatu bangsa, atau ras
tertentu.
Namun, dalam lingkup media, ideologi diartikan sebagai sistem makna
yang menjelaskan dan mendefinisikan realitas
membuat nilai-nilai pembenaran atas realitas itu. Ideologi tidak hanya untuk meyakini realitas. Ideologi juga menjadi cara dasar untuk
mendefinisikan realitas, sehingga ideologi tidak
hanya berhubungan dengan persoalan politik.
Bagi orang – orang yang berkecimpung didunia politik, berita maupun hiburan dalam media dapat
dijadikan jalan untuk menyebarkan suatu ideologi. Mereka menganggap bahwa media itu
ideologis, menjual pesan dan pandangan-pandangan tertentu.
B. Contoh Pekerjaan Media yang Sedang Menyebarkan Ideologi Tertentu
Pekerjaan media pada zaman sekarang sudah sangat banyak, diantaranya pekerjaan
yang meliputi advertising, public relationship, broadcasting, dll.
Masing-masing pekerjaan media tersebut memiliki fungsi dan perannya
masing-masing dalam dunia hiburan. Disini saya akan mengambil tentang pekerjaan
media yang berhubungan dengan lagu Republik Cinta yang diketuai oleh Ahmad
Dhani.
Telah banyak rumor-rumor yang
mengatakan bahwa album-album grup musik Dewa 19 banyak memiliki simbol-simbol
aneh seperti simbol bermata satu yang diartikan sebagai iluminati atau dewa
bermata satu. Simbol-simbol itu adalah simbol bangsa Yahudi yang mana Bangsa
Yahudi mempunyai rencana besar untuk menguasai seluruh umat manusia dimuka
bumi, kemudian membuat mereka bertindak secara sadar atau tidak sadar menjadi
pelayan Yahudi yang derajatnya dianggap sama dengan binatang.
Di cover depan album Dewa 19 (1992)
ada gambar piramid yang diatasnya disamarkan, tapi jika diperbesar akan tampak
ada sesuatu di puncaknya. Ini mirip dengan lambang gerakan rahasia Zionisme
(iluminati). Pada cover album pertama Dewa 19, terdapat gmbar piramida tak
sempurna. Piramida tersebut terpancung dibagian ujungnya. Lambang tersebut
sudah dikenal luas sebagai salah satu lambang Yahudi, lambang gerakan
Masonis-salah satu organisasi Yahudi dan juga lambang tersebut pada uang 1
dollar Amerika. Dalam mitologi Judaisme angka “19” dikenal sebagai “Dark Star”
(Bintang Kegelapan). Jika dicermati dengan seksama apabila puncak gambar
piramid yang ditutupi kabut diperbesar, maka terlihat dipuncak piramid
itu-walau agak samar, ada sesuatu yang tidak lancip malah berwarna gelap yang
cenderung berbentuk bulat yang bisa jadi merupakan bola, lingkaran, atau juga
bisa sebuah mata. Dalam album-album selanjutnya Dewa juga banyak memuat logo
dan sombol-sombol Zionis.
Selain itu, dalam Album Laskar Cinta
ada sebuah lagu berjudul “satu”. Syairnya bagaikan kerinduan yang teramat
sangat seorang kekasih kepada pujaan hatinya.
Satu – Dewa
Aku
ini adalah dirimu
Cinta
ini adalah cintamu
Aku
ini adalah dirimu
Jiwa
ini adalah jiwamu
Rindu
ini adalah rindumu
Darah
ini adalah darahmu
Reff:
Tak
ada yang lain selain dirimu
Yang
selalu ku puja
Ku
sebut namamu di setiap hembusan nafasku
Ku
sebut namamu, ku sebut namamu
Dengan
tanganmu aku menyentuh
Dengan
kakimu aku berjalan
Dengan
matamu aku memandang
Dengan
telingamu aku mendengar
Dengan
lidahmu aku bicara
Dengan
hatimu aku merasa
Ternyata syair lagu tersebut merupakan manifestasi dari paham
sesas “Widhatul Wujud” (bersatunya makhluk dengan pencipta). Adapun pada versi
CD nya terdapat ucapan terima kasih kepada: Syekh Lemah Abang. Dan pada versi
kaset terdapat ucapan terima kasih kepada Al-Hallaz. Diketahui bahwa keduanya
adalah ulama sesat penganut Widhatul Wujud. Siapapun yang pernah mempelajari
sejarah walisongo pasti tahu bahwa “Syekh Lemah Abang” adalah nama lain dari
“Syekh Siti Jenar” yang diperintahkan dipenggal kepalana oleh walisongo.
Strategi penyebarluasan simbol Yahudi di masyarakat ternyata
sudah dalam tahap yang memprihatinkan, seperti pada video clip dan cover cd
atau cover kaset Dewa 19, aksesoris, kaos, dll.
Simbol Yahudi dengan cerdik diletakkan dengan berbagai cara
dan hanya bisa dilihat dengan cara-cara tertentu. Ada yang dibuat terbalik,
disamarkan, diputar dan hanya bisa dibaca didepan cermin.
Banyak strategi yang dilancarkan oleh kaum Yahudi yang
berkedok Kemanusiaan, Hak Asasi Manusia, Penyebarluasan simbol Yahudi dll yang
merupakan tak-tik belaka untuk meraih tujuan akhir mereka.
BAB III
PENUTUP
Pada dasarnya
tidak ada ideologi tunggal dalam media. Media hanyalah
sebagai perantara dalam memublikasikan suatu informasi kepada masyarakat luas.
Kadang-kadang media melakukan kritik
terhadap organisasi dan norma-norma sosial kontemporer. Tapi komersialisasi membuat
kritik tersebut berada dalam kesulitan.
Media konsisten mempromosikan
ideologi alternatif, seperti koran local, lagu-lagu atau film-film independen. Hanya saja, jumlah
media seperti ini dan juga audiensnya sangatlah kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar