Selasa, 16 Juni 2015

Budaya Populer : Menjamurnya Bisnis Online Shop



Menjamurnya Bisnis Online Shop

I.          PENDAHULUAN

Lahirnya modernisasi banyak merubah cara pandang dan pola hidup masyarakat, sehingga terciptanya budaya masyarakat konsumtif dalam lingkungan masyarakat kapitalis. Tergesernya budaya setempat dari lingkungannya disebabkan oleh kemunculan sebuah kebudayaan baru yang konon lebih fleksibel dan mudah dipahami sebagian masyarakat.
Sebuah istilah “Budaya Populer” dimana budaya ini mendapat dukungan dari penggunaan perangkat teknologi tinggi, sehingga dalam penyebaran nya begitu cepat mengena serta mendapat respon sebagian besar kalangan masyarakat.
Di tahun 2010 berbelanja online atau shopping online menjadi tren, Apalagi belakangan ini para konsumen online juga semakin menghargai kenyamanan dan peningkatan keamanan yang ditawarkan para penyedia belanja online.
Online shop terhitung mudah dijalankan dan murah, karena tidak membutuhkan modal yang besar. Cukup hanya dengan website toko, foto produk serta akses internet untuk menjalankannya, bisnis online shop ini sudah dapat berjalan.
II.       PEMBAHASAN

I.         Pengertian Budaya Populer
Budaya Populer atau dikenal juga sebagai budaya pop adalah totalitas ide, perspektif, perilaku, citra dan fenomena lainnya yang dipilih oleh konsekuensi informal di dalam arus utama sebuah budaya, khususnya oleh budaya barat.
John Storey, dalam Cultural Theory and Popular Culture, menyatakan bahwa budaya populer juga didefinisikan sebagai sesuatu yang “diabaikan” saat kita telah menetapkan apa yang disebut sebagai budaya tinggi.
Budaya Populer adalah kebudayaan yang diproduksi secara komersial dan tidak ada alasan alasan untuk berfikir bahwa tampaknya ia akan berubah di masa yang akan datang.

II.            Sejarah Budaya Populer
Istilah “Budaya Populer” muncul pada abad ke-19 atau lebih awal untuk merujuk pada pendidikan dan “culturedness” pada kelas bawah. Istilah tersebut mulai menganggap pengertian budaya kelas bawah terpisah (dan terkadang bertentangan dengan) "pendidikan sejati" menuju akhir abad, penggunaan yang kemudian menjadi mapan ketika periode antar perang.
Stoley menekankan bahwa budaya populer muncul dari urbanisasi akibat revolusi industri, yang mengedintifikasi istilah umum dengan defenisi “budaya massa”.

III.            Contoh Budaya Populer
·         Berbelanja Online
Demam online bukan hal baru namun, namun manfaat shopping online lebih praktis dan cepat. Apalagi saat ini ada istilah time more valuable than money -Yoris Sebastian.
Kini semua hal semudah dan secepat mengedipkan mata. Berbelanja bukan lagi hal yang melelahkan. Urusan belanja kini tak lagi harus dilakukan di pasar nyata, di mana pembeli dan penjual bisa bertemu langsung. Melalui kemajuan teknologi internet, proses berbelanja pun semakin mudah dan menyenangkan. Cukup dengan ‘klik’, orang bisa mendapat apa yang mereka inginkan.
Tahun 2010, berbelanja online atau shopping online tetap menjadi tren. Apalagi, belakangan ini para konsumen online juga semakin menghargai kenyamanan dan peningkatan keamanan yang ditawarkan para penyedia belanja online.
Tak hanya memiliki kelebihan dalam segi kemudahan saja, menurut Iqbal Maulana, 2012, 7 alasan orang memilih melakukan belanja online atau online shop antara lain :
1.      Hemat Tenaga.
            Belanja secara online juga dapat menghemat tenaga. Tak perlu repot mengantre di kasir pembayaran. Belum lagi jika toko yang dikunjungi ramai pembeli. Jika belanja melalui online, anda bisa ‘melayani diri sendiri’ dengan cepat tanpa harus menunggu waktu yang lama.
2.      Mengurangi rasa lelah.
            Untuk pergi ke mall membutuhkan tenaga ekstra untuk naik kendaraan, baik umum ataupun pribadi. Jika berbelanja online, anda bisa berbelanja sambil bersantai di tempat tidur atau dimanapun.
3.      Tidak repot.
            Jika berbelanja banyak, tidak perlu repot membawa kantong belanjaan yang menumpuk. Karena jika berbelanja melalui online, hanya perlu tinggal menunggu barang-barang yang dibeli dikirim ke rumah.
4.      Mudah membandingkan harga.
            Daripada menyusuri mal dari satu toko ke toko yang lainnya hanya untuk membandingkan harga baju yang diincar, lebih baik membandingkannya melalui online shopping. Umumnya situs online shopping menjual barang yang sama dengan situs online shopping lainnya, namun harganya bisa saja berbeda.
5.      Tidak bertatap muka.
            Belanja online memang dilakukan melalui internet, banyak orang yang memang mencari online shop agar tidak bertatap muka kepada penjualnya, salah satunya faktor malu .
6.      Hemat waktu.
            Belanja online juga dapat menghemat waktu tanpa harus macet-macetan di jalan. Tentu saja bisa berbelanja hanya dengan waktu beberapa menit. Sehingga waktu tak banyak membuang dan masih bisa melakukan aktivitas lainnya.
7.      Nyaman.
            Kenyamanan juga menjadi salah satu faktor mengapa lebih baik berbelanja secara online, dapat berbelanja kapan saja sesuka hati meskipun tengah malam sekalipun.

Ada juga sebagian masyarakat yang masih takut untuk melakukan belanja secara online. Sebagian orang takut untuk membeli barang karena menganggap barang yang hanya dilihat secara gambar masih tidak cukup sebelum dilihatnya. Sebagian lagi beranggapan jika hanya melihat gambar, dan mengira wujudnya saja bisa jadi barang yang dibeli tidak sesuai dengan ekspektasu atau bayangan mereka. Mereka takut merasa kecewa atau dikecewakan dengan barang yang didapatkannya setelah melakukan transfer sejumlah uang tertentu. Karena transaksi sebagian besar online shop dilakukan dengan cara mengirim sejumlah uang tertentu lebih dulu kepada toko online, baru barang dikirim.
Ø  Sejarah Budaya Online
Sejarah belanja online sebenarnya sudah ada sejak 1979, diciptakan oleh Michael Aldrich dari inggris. Baru pada Maret 1981 sistem ini diperkenalkan kepada masyarakat oleh Thompson Holidays. Adapun tempat untuk shopping online disebut sebagai online store atau toko online. Sehingga toko online memiliki defenisi sebuah tempat untuk menggelar (menampilkan, memamerkan) barang dagangan yang terhubung dengan jaringan internet.

PENUTUP
Kesimpulan
Belanja online merupakan budaya populer dimana proses pembelian barang atau jasa oleh konsumen ke penjual online realtime, tanpa pelayanan dan melalui internet.
Tak perlu harus bertemu penjual atau pembeli secara langsung, tak perlu menemukan wujud “pasar” secara fisik, namun hanya dengan menatap layar monitor computer atau handphone, dengan koneksi internet tersambung dapat melakukan transaksi jual atau beli secara cepat dan nyaman.
Saat ini masih banyak beredar penipuan berkedok online shop alias online shop fiktif. Gambar, harga miring, diskon besar-besaran, komentar-komentar palsu yang tertera pada toko online tersebut, belum bisa dijadikan jaminan yang cukup untuk mempercayainya.















Daftar Pustaka

id.m.wikipedia.org/wiki/Budaya_populer
blogs.unpad.ac.id/indrairawan0068/2013/06/15/budaya-massa-dan-budaya-populer/#more-261


Tidak ada komentar:

Posting Komentar