Selasa, 16 Juni 2015

Magnet Program Acara Televisi


Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, televisi adalah media yang paling ampuh untuk mengusir rasa bosan dan jenuh. Kesibukan yang tiada henti membuat sebagian orang sulit untuk memperoleh hari libur, dan ketika ada sedikit waktu luang pilihan langsung tertuju untuk menonton televisi. Namun sayangnya, tayangan televisi-televisi yang beredar saat ini sebagian besar adalah tayangan yang kurang pantas untuk ditayangkan, apalagi untuk golongan anak-anak, seperti tayangan kekerasan, mistis, perdukunan, takhayul, dan lain lain walaupun tampaknya dikemas secara islami. Maka tak heran, televisi dianggap sebagai salah satu faktor terjadinya tawuran antar pelajar, ritual sesajian yang kurang masuk akal, percaya kepada hal-hal yang tabu dan lain sebagainya.
Program televisi yang menayangkan tentang kekerasan semakin sering ditayangkan, mulai dari cerita perang, laga, kartun dan kejahatan. Program tersebut lebih menonjolkan adegan kekerasan, seperti tayangan adu laga semacam Smackdown yang menonjolkan kesadisan adu domba yang banyak mempengaruhi perilaku anak-anak dan kecenderungan anak untuk melakukan suatu adegan dalam tayangan tersebut tanpa pengawasan orangtua.
Film kartun yang lebih ditujukan kepada anak-anak pun sudah banyak dipengaruhi bumbu-bumbu kekerasan dalam setiap adegan seperti contoh dalam film kartun berjudul Doraemon dimana adegan Giant yang suka memukul Nobita apabila. Selain itu baru-baru ini ada beberapa kartun yang sudah diberi ‘lampu kuning’ oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) karena dianggap tidak mendidik untuk anak-anak diantaranya Bima Sakti (ANTV) dimana adegan kekerasan pada kartun ini terletak pada penyelesaian masalah yang selalu menggunakan kekerasan fisik oleh tokoh utama. Selanjutnya Tom and Jerry (ANTV, RCTI, dan Global TV) adegan kekerasannya ada pada setiap ‘perburuan’nya, Tom selalu menggunakan cara-cara berbahaya demi dapat menangkap Jerry meskipun selalu gagal. Lalu ada Crayon Sinchan (RCTI) yaitu adegan kekerasan ketika Sinchan melakukan kesalahan lalu dihukum oleh orangtuanya. Orangtuanya menghukum Sinchan dengan cara memukul kepala Sinchan hingga benjol dan Spongebob Squarepants (Global TV) ada banyak perkataan dan perbuatan yang tidak pantas ditiru oleh anak-anak seperti adegan melorotkan celana, merobekkan celana, dan meledek.
Selain program televisi yang menayangkan tentang kekerasan, tayangan mistik dan misteri sudah semakin mempengaruhi pemirsa sehingga nyaris seluruh siaran televisi menghadirkan tayangan berbau mistis yang menonjolkan kisah-kisah misteri, roh-roh alam gaib, dan lain lain. Pada awalnya tayangan mistisme banyak berupa pemberitaan, kemudian menjadi tayangan sinetron dan film yang berbasis tradisi masyarakat. Tingginya minat masyarakat terhadap hal-hal yang berbau mistik terdeteksi melalui hasil rating mendorong stasiun televisi untuk meraih peruntungan dengan berlomba-lomba menyajikan tayangan mistik dalam berbagai versi pembahasan. Seperti pada tayangan Dunia Lain (Trans 7) yang awalnya ditayangkan 1 kali seminggu, dan sekarang ditambah menjadi 3 kali tiap minggu. Dunia Lain lebih banyak mengeksploitasi dunia lain seperti yang berhubungan dengan jin, setan, santet dan lain lain. Program tayangan Dunia Lain terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:
·         Objek atau tempat misteri
→ Pendapat saksi yang pernah berinteraksi secara mistik dengan lokasi atau objek, rumor yang berkembang dalam masyarakat tentang objek.
·         Deteksi paranormal tentang objek misteri
→ Pendekatan kekuatan alam gaib atau mistik pada objek, wujud-wujud penampakan di lokasi objek, penentuan lokasi uji nyali.
·         Uji nyali
→ kontak peserta dengan alam gaib secara langsung, penjelasan paranormal tentang apa yang dialami peserta uji nyali          
Kelebihan tayangan ini adalah para penonton seolah-olah diajak mengalami bersama apa yang dialami oleh peserta uji nyali. Sehingga fenomena apapun dalam tayangan tersebut tekesan asli dan tanpa rekayasa.
Perkembangan teknoogi media masa telah banyak berpengaruh terhadap kehidupan masayarakat. Banyak tayangan-tayangan televisi yang menimbulkan permasalahan sosial. Bila media masa masih menjadi suatu industri yang mencari keuntungan, maka akan terjadi perubahan terhadap budaya masa depan. Budaya kekerasan dan mistisisme akan menjadi budaya baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar