1. Pemilihan Duta Wisata YK
(Dimas-Diajeng Sleman & Putra/i Bantul)
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Bantul bekerjasama dengan Paguyuban Putra-Putri Bantul kembali akan
menyelenggarakan ‘Pemilihan Duta Wisata Putra-Putri Bantul 2014’. Tahun ini merupakan
gelaran yang ke-7.
“Pemilihan Duta Wisata
Putra-Putri Bantul 2014 diselenggarakan untuk mencari potensi generasi muda
yang mampu mengemban visi sebagai dan menjadi duta wisata dan budaya Kabupaten
Bantul khususnya dan DIY umumnya”, kata Kepala Bidang Pemasaran dan Kemitraan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, Walkodri melalui siaran
resminya pada Selasa (4/3/2014).
Pemilihan Duta Wisata Putra
Putri Bantul 2014 ini akan memilih Putra Putri Bantul 1, 2, 3, Harapan 1 dan 2
serta pemenang atributif lain yaitu Putra Putri Favorit, Fotojenik, Berbakat,
Performance, dan Persahabatan. Peserta harus melewati seleksi administrasi, tes
tertulis, dan tes wawancara. Materi tes adalah pengetahuan tentang pariwisata
dan kebudayaan khususnya Bantul, pengetahuan umum, intelejensia, public
speaking, dan bakat.
BULAN DESEMBER
·
INTERNAL RELATIONS :
-
PAGUYUBAN PUTRA PUTRI BANTUL DAN DINAS PARIWISATA,
-
DUTA PARIWISATA SEBELUMNYA
·
EXTERNAL RELATIONS :
-
MEDIA RELATIONS : KR, TRIBUN JOGJA, JOGJA TV, TVRI
JOGJA, RRI JOGJA, SWARAGAMA FM,
-
GOVERNMENT RELATIONS (BUPATI SLEMAN, BUPATI BANTUL)
-
CONSUMER
-
INVESTOR RELATIONS :SPONSOR (SARI AYU MARTHA TILAAR,
AGENCY MODELING)
-
)
2. Sendratari Ramayana
Sendratari Ramayana merupakan pentas tari kolosal
yang disajikan tanpa dialog. Pementasan yang digelar di Pelataran Candi ini masih menjadi magnet luar biasa bagi
wisatawan, utamanya pelancong asing.
Ada sisi menarik di balik
pementasan yang melibatkan 150 hingga 200 penari tersebut. Di mana koreografer
kesulitan untuk melakukan latihan secara bersamaan sekaligus memadukan tarian
dengan irama gendhing.
Pentas Sendratari Ramayana
(Ramayana Ballet) yang setiap malam selalu dipentaskan di Panggung Terbuka -
Purawisata (Mandira Baruga) - Yogyakarta telah mendapatkan Penghargaan dari
Museum Rekor Indonesia (MURI Award) pada tahun 2001.
Ballet - Purawisata (Mandira Baruga) -
Yogyakarta menampilkan pertunjukan yang LEGENDARIS dan SPEKTAKULER, dipentaskan
setiap malam sejak tahun 1976 dengan ilusi yang menakjubkan, kostum yang
mempesona, dikombinasikan dengan budaya tradisional & kontemporer. Semua
rangkaian cerita dipentaskan dalam sebuah teater terbuka dengan panggung yang
luas di Purawisata (Mandira Baruga) Yogyakarta.
Arena pentas Ramayana Ballet
Purawisata (Mandira Baruga) dapat menampung sampai 600 penonton. Teater terbuka
ini adalah rumah untuk hiburan kelas dunia dan diakui oleh Museum Rekor
Indonesia (MURI) karena telah memegang rekor pentas/tampil setiap malam selama
lebih dari 38 tahun tanpa pernah ada hari libur. Dengan jalan cerita yang
dramatis dan penampilan yang eksotis. Dan saat ini sedang diajukan untuk dapat
diakui dalam The Guinness Book Of World Record sebagai pentas hiburan terlama
sepanjang waktu di dunia karena sudah dipentaskan setiap malam selama lebih
dari 38 tahun tanpa pernah ada libur seharipun.
BULAN NOVEMBER
·
INTERNAL RELATIONS :
-
Koreografer
-
Penari
-
Pemain Musik
·
EXTERNAL RELATIONS :
-
MEDIA RELATIONS : KR, TRIBUN JOGJA, JOGJA TV, TVRI
JOGJA, RRI JOGJA, SWARAGAMA FM,
-
CONSUMER (Penonton)
-
INVESTOR RELATIONS: Sponsor (Djarum, aqua, POP MIE)
3. Festival
kesenian yogyakarta
Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul,
Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menggelar Festival Kesenian Yogyakarta 2014
pada 3-9 September dengan biaya Rp1 miliar.
Kepala
Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Gunung Kidul
Ristu Raharja di Gunung Kidul, Minggu (31/8/2014), mengatakan FKY 2014 akan
dilaksanakan selama seminggu, digelar di Bekas Terminal Wonosari.
"FKY
akan digelar di bekas terminal lama, dan akan ditampilkan kesenian dari Gunung
Kidul," kata Ristu.
Ia
mengatakan FKY Gunung Kidul akan menampilkan kesenian yang memiliki penonton
banyak, memiliki nilai jual dan salah satunya sering dilaksanakan oleh
masyarakat.
"Kesenian
setiap kecamatan diberikan kesempatan untuk tampil," katanya.
Ristu
mengatakan FKY Gunung Kidul dianggarkan dengan biaya sebesar Rp1 miliar yang
berasal dari dana keistimewaan.
Menurut
dia, kegiatan ini akan digunakan untuk melestarikan kesenian masyarakat dan
ajang ekspresi para seniman lokal.
"Kegiatan
ini diharapkan menjadi salah satu jembatan agar kesenian daerah kita lebih
dikenal dan lestari," katanya.
Sekretaris
Daerah (Setda) Gunung Kidul Budi Martono mengatakan festival tahunan ini akan
digunakan pemkab mempersiapkan penyelenggaraan kegiatan lebih besar.
"Nanti
setelah FKY, akan dievaluasi dan kami berencana untuk menyelenggaran agenda
besar tingkat nasional, bahkan kalau bisa internasional," kata Budi.
Dia
mengatakan festival sejenis perlu dikembangkan untuk mendukung potensi
kepariwisataan yang saat ini sedang gencar-gencarnya digalakkan oleh pemkab.
Selain itu juga memperkenalkan potensi di masing-masing kecamatan.
"Nantinya
bisa menjadi penunjang pariwisata daerah kita yang saat ini mulai
berkembang," katanya. (Sutarmi)
Bula Oktober
·
INTERNAL RELATIONS :
-
Pemerintah Kota Daerah Istimewa Yogyakarta
-
Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)
Gunung Kidul
·
EXTERNAL RELATIONS :
-
MEDIA RELATIONS : KR, TRIBUN JOGJA, JOGJA TV, TVRI
JOGJA, RRI JOGJA, SWARAGAMA FM,
-
CONSUMER (Masyarakat dan wisatawan asing)
-
INVESTOR RELATIONS: Sponso
4.
Festival museum
Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta
menyelenggarakan Festival Museum yang ke-4 ditahun 2014 ini dengan tema
“Museum Goes to School” pada tanggal 4 hingga 7 September 2014 di Pendopo
Dewantara kirti Griya Tamansiswa Yogyakarta.
Agenda kegiatan terdiri dari empat acara inti, masing-masing Karnaval Museum pada hari pertama tgl 4 September 2014 pukul 14.00 WIB yang diikuti 32 peserta anggota Barahmus DIY, dengan rute start dari Gedung Dinas Kebudayaan Timoho dan berakhir di Pendopo Taman Siswa.
Kemudian acara pameran selama empat hari diisi oleh 37 museum se-Yogyakarta dimulai dari jam 14.00-17.00 WIB. Dilanjutkan rangkaian perlombaan seperti, lomba lukis untuk tingkat SD dengan tema "Museum Di Hatiku" dengan obyek di area pameran pada tanggal 7 september.
Lomba membaca puisi setingkat SMP pada tanggal 6 september, serta hiburan menampilkan kesenian tradisional Cokekan, Tarian, dan musik dari beberapa komunitas music jogja.
Menurut Ketua Barahmus DIY, Thomas, tujuan diselenggarakannya Festival Museum untuk mendekatkan masyarakat khususnya para pelajar terhadap warisan budaya bangsa dan juga untuk melestarikannya, dimana semuanya tersimpan dalam museum.
"Pentingnya diadakan acara ini guna membangkitkan semangat baru untuk meningkatkan jiwa nasionalisme yang tinggi bagi bangsa khususnya masyarakat Yogyakarta", imbuh Thomas.
Agenda kegiatan terdiri dari empat acara inti, masing-masing Karnaval Museum pada hari pertama tgl 4 September 2014 pukul 14.00 WIB yang diikuti 32 peserta anggota Barahmus DIY, dengan rute start dari Gedung Dinas Kebudayaan Timoho dan berakhir di Pendopo Taman Siswa.
Kemudian acara pameran selama empat hari diisi oleh 37 museum se-Yogyakarta dimulai dari jam 14.00-17.00 WIB. Dilanjutkan rangkaian perlombaan seperti, lomba lukis untuk tingkat SD dengan tema "Museum Di Hatiku" dengan obyek di area pameran pada tanggal 7 september.
Lomba membaca puisi setingkat SMP pada tanggal 6 september, serta hiburan menampilkan kesenian tradisional Cokekan, Tarian, dan musik dari beberapa komunitas music jogja.
Menurut Ketua Barahmus DIY, Thomas, tujuan diselenggarakannya Festival Museum untuk mendekatkan masyarakat khususnya para pelajar terhadap warisan budaya bangsa dan juga untuk melestarikannya, dimana semuanya tersimpan dalam museum.
"Pentingnya diadakan acara ini guna membangkitkan semangat baru untuk meningkatkan jiwa nasionalisme yang tinggi bagi bangsa khususnya masyarakat Yogyakarta", imbuh Thomas.
·
EXTERNAL RELATIONS :
-
MEDIA RELATIONS : KR, TRIBUN JOGJA, JOGJA TV, TVRI
JOGJA, RRI JOGJA, SWARAGAMA FM,
-
GOVERNMENT RELATIONS (BUPATI SLEMAN, BUPATI BANTUL)
-
CONSUMER
-
SPONSOR (SARI AYU MARTHA TILAAR, AGENCY MODELING)
-
INVESTOR RELATIONSHIP
5. Food Jogja
Expo 2014 - Pameran Foodservice Pertama di Yogyakarta
PT
Berkania Promosindo. Pameran yang berlangsung sejak tanggal 12 – 14 September
2014 di Bima Hall C Jogja Expo Center (JEC) ini, merupakan kali pertama
diselenggarakan di kota Yogyakarta. Setelah pada Mei lalu, acara serupa telah
diselenggarakan di Makassar, dan menurut rencana juga akan diselenggarakan di
kota Medan, pada awal Oktober.
Food
Jogja Expo mengangkat tema: Bacary (Bakery, Cake & Confectionery), Food
Industry, Horeca, dan Packpro Jogja Expo 2014. Food Jogja Expo 2014 merupakan
pameran terbesar dan yang pertama kalinya diselenggarakan di Yogyakarta.
Pameran ini diikuti oleh sekitar 50 peserta baik dari kota Yogyakarta, Jakarta,
dan peserta lain yang berasal dari negara tetangga, seperti Malaysia, dan
Singapura.
Pameran
yang diklaim sebagai food expo terlengkap dan pertama kalinya diadakan
di kota Yogyakarta ini ditargetkan dapat menyedot hingga 10.000 pengunjung
selama pameran berlangsung. Target tersebut lebih besar dari jumlah yang
ditargetkan pada rangkaian pameran yang telah dilaksanakan di kota Makassar,
yaitu dengan target berkisar 8.000-9.000 pengunjung pameran.
Melihat
antusiasme pengunjung dan para exhibitor, rencananya pameran ini akan
secara rutin digelar di Yogyakarta. Bahkan untuk tahun depan, pihak
penyelenggara akan menambah dua kota lagi sebagai tuan rumah, yaitu Samarinda
dan Bandung.
“Sasaran
utama pameran ini ditujukan untuk semua pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) di Yogyakarta, khususnya yang bergerak di bidang industri makanan,
hotel, restoran dan kafe,” kata Ade Irawan, tim penyelenggara PT Berkania
Promosindo.
Antusiasme
para pengunjung tidak terlepas dari rangkaian acara Food Jogja Expo 2014.
Pameran ini menghadirkan kompetisi chef yang diikuti para chef hotel
ternama di Yogyakarta dan berlangsung selama 3 hari. Kompetisi chef tersebut
menampilkan 2 pertandingan yang terdiri dari Pleated Dessert with
Traditional Cake, Pleated Dessert or Bread Show Piece dan Wedding Cake.
Pada pameran ini juga diselenggarakan kompetisi dengan peserta siswa-siswi SMK
di sekitar wilayah Yogyakarta, serta demo stage oleh para exhibitors Food
Jogja Expo 2014.
Sebagai guest star, Food Jogja Expo 2014 menghadirkan
seorang juri untuk lomba chef ternama, yaitu chef Vendex Tengker
dan chef Ragil dengan pertunjukan demo cooking.
·
EXTERNAL RELATIONS :
-
MEDIA RELATIONS : KR, TRIBUN JOGJA, JOGJA TV, TVRI
JOGJA, RRI JOGJA, SWARAGAMA FM,
-
GOVERNMENT RELATIONS (BUPATI SLEMAN, BUPATI BANTUL)
-
CONSUMER
-
SPONSOR (SARI AYU MARTHA TILAAR, AGENCY MODELING)
-
INVESTOR RELATIONSHIP
6. Jogja Fashion Week 2014 Di JEC
Peraga
Busana dalam Jogja Fashion Week 2014
Ratusan
pengunjung bahkan ribuan datang dalam acara Jogja Fashion Week 2014 yang
berlangsung di Gedung Jogja Expo Centre. Perhelatan akbar dunia
designer-designer Nusantara yang berkesempatan mengeksplore kemampuan merancang
busananya dalam warna serta ciri khas Nusantara.
Dalam
setiap harinya mulai rabu kemarin (18/6/2014) sampai dengan hari mingu besok
(22/6/2014) masyarakat berkesempatan untuk datang dan mengenal lebih dalam
dunia fashion nusantara secara khusus tentu saja dapat melihat hasil karya
serta designer-designer yang membuatnya. Hal ini lantaran dalam setiap harinya
akan selalu diadakan press conference yang dibagi dalam 2 sesi sebelum acara
fashion show.
Jogja
Fashion Week 2014 ini akan menghadirkan kurang lebih 81 perancang busana serta
puluhan model yang datang dari berbagai tempat di Nusantara seperti halnya
Jakarta, Surabaya, Bali, Jawa timur, Palembang bahkan ada juga yang hadir
secara khusus dari Malaysia selain dari kota Yogyakarta sendiri.
Fashion
Designer dengan Para Modelnya
Stage
ini sendiri dirancang sejajar atau merata dengan lantai bukan berada dalam
papan panggung yang terletak di atas seperti biasanya. Latar belakang tata
panggung berupa simbol tugu yogyakarta juga menjadi pemandangan tersendiri yang
hanya ada di Yogyakarta tentu saja selain tata lampu serta sound system yang
semakin menyemarakkan acara fashion show tahun ini.
Antusiasme
masyarakat pemerhati fashion nampak dengan hadirnya pengunjung yang secara
khusus menyaksikan acara ini. Dalam setiap acara fashion show juga dipilih dari
pengunjung, mereka-mereka yang dianggap berbusana menarik dan modis tentunya
untuk selanjutnya mendapatkan bingkisan hadiah dari panitia.
Sementara
di bagian luar serta dalam arena JEC ini juga terdapat ribuan outfit yang bisa
dikunjungi sehingga diharapkan ini dapat menarik lebih banyak pengunjung baik
pemerhati fashion maupun pengunjung umum yang bisa dikata awam dalam hal
fashion atau design ini.
Sebuah
acara yang menarik dan memberi kesempatan kreatifitas para designer untuk
berkreasi secara positif. Semoga ini juga mampu menjadi pemacu untuk melahirkan
karya-karya baru yang memiliki kelas yang mendunia, ungkap fashion designer
Vivit Yun, MBA yang dalam kesempatan kemarin menghadirkan karya-karya baju
hijab dengan mengusung tema Touch Of Love dan terinspirasi dari gaya hidup
wanita yang dinamis tetapi tidak meninggalkan unsur feminim wanita. (christin)
·
EXTERNAL RELATIONS :
-
MEDIA RELATIONS : KR, TRIBUN JOGJA, JOGJA TV, TVRI
JOGJA, RRI JOGJA, SWARAGAMA FM,
-
GOVERNMENT RELATIONS (BUPATI SLEMAN, BUPATI BANTUL)
-
CONSUMER
-
SPONSOR (SARI AYU MARTHA TILAAR, AGENCY MODELING)
-
INVESTOR RELATIONSHIP
7. Festival 45
kegiatan Festival 45 Kelurahan merupakan kegiatan
rutin yang dilaksanakan oleh masyarakat Kota Yogyakarta dalam rangka memperingati
Hari Ulang Tahunnya. Kegiatan ini nantinya akan dirangkaikan dengan berbagai
kegiatan seperti Upacara Budaya, Pawai B udaya dan lan-lain. Dalam momentum ini
semua unsur masyarakat Kota Yogyakarta bisa berpartisipasi didalamnya.
Kegiatan Festival 45 Keluarahan Kota Yogyakarta
meliputi :
Pentas Kesenian yang dilaksanakan dalam Festival
45 Kelurahan ini menampilkan potensi seni yang ada di wilayah. Disamping itu
bisa dirangkai dengan acara bazar kuliner, craft dan lainnya. Karnaval Budaya
dilaksanakan sebelum puncak acara Festival 45 Kelurahan dengan menampilkan
potensi komponen masayarak yang ada di wilayah. Kesemarakan wilayah merupakan
rangkaian kegiatan yang mendahului karnaval maupun pentas seni dengan konsep
menyemarakkan lingkungan sehingga wilayah tersebut terlihat meriah.
Jadwal acara : 19 September – 4 Oktober 2014
Masyarakat
Yogya akan dihibur dengan pawai budaya yang bakal dilaksanakan Selasa
(7/10/2014) malam ini. Kegiatan tersebut sekaligus menjadi puncak acara
perayaan HUT ke-258 Kota Yogyakarta yang jatuh tepat pada hari ini.
Sejumlah
atraksi dan kreativitas dari kelompok seni dan warga Yogya akan mengisi acara
tersebut. Pawai budaya sendiri akan mengambil start dari Taman Parkir
Abu Bakar Ali hingga Titik Nol Kilometer.
Kegiatan
ini akan mulai dilaksanakan pada pukul 20.00 hingga selesai. Pawai budaya juga
sekaligus sebagai penutup serangkaian perayaan HUT Kota Yogya tahun ini yang
berusia 258 tahun.
JogjaPortal.com - Kemerihan acara menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kota
Yogyakarta ke-258 terasa sangat indah dengan berbagai macam acara yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta. Puncak acara akan
dimulai dan berakhir hari ini di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Nanti
malam (7/10/14) pukul 19.00 WIB menjadi puncak akhir acara menyambut HUT Kota
Yogyakarta ke-258 yang dikemas dengan Pisowanan & Pawai Budaya dari Kraton
hingga Jalan Malioboro. Berbagai persiapan telah dipasang seperti lighting dan
sound system untuk memeriahkan acara.
Ribuan
warga Kota Yogyakarta dan sekitarnya akan datang memeriahkan berlangsungnya
acara. Seperti yang diketahui pada tahun-tahun lalu acara “JogjaJavaCarnival”
yang mirip seperti acara nanti malam pernah menjadi dobrakan untuk mengajak
wisatawan datang ke Jogja.
Lalu
lintas yang akan menuju ke km 0 Jogja, Malioboro dan Kraton mulai ditutup pukul
18.00 WIB nanti. Pihak petugas kepolisian lalu lintas telah memasang
rambu-rambu untuk mengalihkan arus lalu lintas.
Panitia
acara menghimbau kepada warga sekitar yang akan menyaksikan Pisowanan &
Pawai Budaya untuk berjalan kaki ke lokasi acara demi mengefisien kantong
parkir yang telah tersebar di titik tertentu.
Pisowanan
& Pawai Budaya akan dihadiri oleh Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti dan
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X. Penyelenggara mengharapkan acara
dapat berlangsung sukses tanpa ada kendala sedikitpun maupun kerusuhan agar
para warga yang menyaksikan terasa nyaman.
·
EXTERNAL RELATIONS :
-
MEDIA RELATIONS : KR, TRIBUN JOGJA, JOGJA TV, TVRI
JOGJA, RRI JOGJA, SWARAGAMA FM,
-
GOVERNMENT RELATIONS (BUPATI SLEMAN, BUPATI BANTUL)
-
CONSUMER
-
SPONSOR (SARI AYU MARTHA TILAAR, AGENCY MODELING)
-
INVESTOR RELATIONSHIP
8. (Jogja International Street Performance 2014)
Aksi penari di trotoar Malioboro
saat pembukaan Jogja International Street Performance 2014 pada Sabtu sore
(27/9/2014).
Malioboro mendadak menari pada
Sabtu sore (27/9/2014). Kawasan yang sehari-hari sudah sangat ramai itu berubah
lebih semarak dan penuh warna. Ratusan
orang berkerumun di titik Nol kilometer. Sementara di tempat lain para
pengunjung Malioboro yang sedang berjalan-jalan menikmati sore dikejutkan
langkahnya oleh aksi sekelompok orang yang tiba-tiba menyulap trotoar menjadi
panggung tari mereka. Para penari memasuki trotoar Malioboro.
Jogja International Street Performance (JISP)
kembali digelar. Event tahunan yang identik dengan suguhan gerak tari di
ruang-ruang publik dan jalanan ini menyuguhkan pertunjukkan kreasi tari
kontemporer yang tak biasa. Disebut tak biasa karena tak ada panggung khusus
yang didirikan untuk para penari. Sebagai gantinya mereka menari di ruang-ruang
terbuka dan di jalanan. Di tengah kerumunan langkah kaki
dengan bising kendaraan melintas di jalan, para penari unjuk diri.
Para
penari yang terdiri dari seniman tari profesional, siswa SMP-SMA hingga
perguruan tinggi secara bergantian menampilkan ragam bentuk tarian selama
hampir 2 jam di kawasan Malioboro. Mereka menyebar di sejumlah titik mulai dari
Nol kilometer Yogyakarta, depan Istana Negara Gedung Agung hingga ke sejumlah
trotoar di Jalan Malioboro. Tak ayal aksi mereka pun menarik sekaligus
wisatawan lokal maupun mencanegara yang sedang mengunjungi Malioboro.
Pusat keramaian JISP
2014 pada Sabtu sore kemarin ada di Titik Nol Kilometer. Di kedua sisi trotoar
yang bersebarangan sejumlah grup tari secara simultan menampilkan gerak tari
dengan iringan musik terdengar rancak. Lenggak-lenggok para penari yang tak henti menebar senyum
sepanjang aksi membuat penonton betah menikmati setiap aksi yang ditampilkan.
Tak sedikit pemakai kendaraan yang sedang melintas melambatkan laju dan
berhenti sejenak menuntaskan penasaran mereka terhadap keramaian sore itu.
Para penari yang beraksi
berasal dari sejumlah sanggar tari, salah satunya adalah Sanggar Tari Natya
Lakshita asuhan seniman tari terkenal Didik Nini Thowok. Menariknya sanggar
Didik Nini Thowok tersebut member nama pertunjukkannya dengan judul “Ngamen
Secara Langsung & Anti Korupsi”. Ngamen memang menjadi salah satu ciri khas
aksi Didik Nini Thowok selama ini. Ia dan sanggarnya sering mendadak muncul di
sejumlah ruang publik untuk mengamen tari.
Menari dan terus menari.
Sama
seperti tahun sebelumnya, selain “mendadak menari” aksi Sabtu sore kemarin pun
mengusung konsep ngamen. Selama berlangsungnya pertunjukkan, sebuah kotak
diletakkan di depan pengunjung agar siapapun bisa menyumbang sukarela untuk
keperluan kaum yang membutuhkan. Untuk membuatnya menarik, beberapa penari
menggunakan trik berhenti menari dengan cara mematung. Mereka baru akan
melanjutkan gerakannya ketika ada penonton yang memasukkan uang ke dalam kotak
sumbangan. Demi menyaksikan pertunjukkan tari sampai tuntas sejumlah penonton
pun tak segan untuk menyumbang setiap kali momen itu terjadi.
Rancak menari.
Tak
hanya indah dengan ragam gerak tari dengan latar suasana Malioboro yang cantik.
Pertunjukkan JISP jugapenuh warna dan keceriaan dengan tampilnya para penari
yang didominasi wanita berparas manis. Dengan riasan dan kostum warna-warni
aksi mereka tak hanya menyenangkan para penonton tapi juga menjadi incaran para
pegiat fotografi.
Dibuka
oleh penampilan tari dari murid SMA dan SMP, aksi menari di ruang publik
semakin ramai tatkala puluhan penari berkostum biru dan oranye bergantian
menarikan sejumlah tarian. Gerak tubuh yang lincah ditambah sorot mata yang tak
lepas mengundang penonton membuat pertunjukkan begitu menyenangkan. Para
penonton pun tak pelit bertepuk setiap kali para penari melakukan
gerakan-gerakan yang menarik.
Penampilan menghibur penari transgender yang mendapat
apresiasi hangat dari penonton.
Pertunjukkan juga dimeriahkan oleh aksi penari
transgender yang sore itu mendapat sambutan hangat baik dari penonton maupun
para penari lainnya. Dengan kostum kebaya yang unik, dua
orang penari trangender menampilkan gerak tari dengan iringan musik yang
berganti-ganti. Mereka juga tak segan menarik penonton termasuk wisawatan asing
untuk turut menari bersama. Gesture dan tingkah khas kaum trasgender membuat
pertunjukkan semakin seru. Ada beberapa momen di mana kedua penari menari
sambil membenarkan rambut dan pakaiannya yang berantakan. Ada juga gimmick lucu
di mana keduanya bertabrakan karena masing-masing menampilkan gerak tari yang
spontan mengikuti musi. Benar-benar pertunjukkan tari yang tak biasa.
Gerak laku dan kostum penari JISP 2014.
Sebagai
pertunjukkan tari di ruang publik, dari tahun ke tahun JISP menjadikan ruas
jalan dan trotoar sebagai pejalan kaki. Lokasi yang pernah menjadi panggung
dadakan JISP antara lain Jalan Kaliurang, Boulevard GSP kampus UGM, Jalan
Mangkubumi, Simpang Tugu Yogyakarta dan tentu saja kawasan Malioboro. Dua tahun
terakhir JISP mengambil konsep yang agak berbeda. Jika sebelumnya pertunjukkan
tari digelar dengan konsep karnaval jalanan di mana para penari menari
bergantian dalam barisan, maka pada taun 2013 dan 2014 aksi tari disebar di
sejumlah titik dan digelar secara hampir bersamaan. Untuk melengkap aksi di
jalanan, JISP juga menggelar pertunjukkan di dalam ruangan.
JISP 2014 menghilangkan batas antara penari dan penonton yang
biasa ada di panggung menari.
Pagelaran Jogja International Street Festival 2014
akan berlangsung tanggal 27-29 September 2014. Selain diselenggarakan di
sepanjang Jalan Malioboro, pertunjukkan tari juga agak dipentaskan di Taman
Budaya Yogyakarta. Tanpa
dipungut biaya masyarakat akan disuguhi beragam kreasi gerak tari kontemporer
yang tidak biasa. Bersiaplah untuk terpesona dan siapa tahu bisa menari
bersama.
·
EXTERNAL RELATIONS :
-
MEDIA RELATIONS : KR, TRIBUN JOGJA, JOGJA TV, TVRI
JOGJA, RRI JOGJA, SWARAGAMA FM,
-
GOVERNMENT RELATIONS (BUPATI SLEMAN, BUPATI BANTUL)
-
CONSUMER
-
SPONSOR (SARI AYU MARTHA TILAAR, AGENCY MODELING)
-
INVESTOR RELATIONSHIP
9. Atraksi
kesenian tradisional
Minggu, 14 September 2014 merupakan akhir pekan
istimewa, seistimewa serangkaian acara yang disuguhkan oleh Dinas pariwisata
Yogyakarta, acara ini dilaksanakan tepat pukul 15.00 WIB di halaman Pakualaman
telah di ramaikan beberapa atraksi kesenian daerah, yang pertama yaitu Reog
Ponorogo Manggolo Mudo, kesenian Reog Ponorogo ini menceritakan tentang raja
Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning namun ditengah
perjalanan di cegat oleh raja singobarong dari Kediri, raja Singobarong pun membawa
pasukan merak dan singa, sedangkan dari kerajaan Ponorogo dikawal oleh warok.
Cerita ini di lestarikan oleh orang asli ponorogo yang terbentuk dalam
paguyuban reog ponorogo di Yogyakarta.
Kedua,
yaitu atraksi dari Turonggo Arum Kusumo, yang menampilkan atraksi kesenian
jatilan, Atraksi kesenian ini merupakan warisan kesenian dari Jawa Tengah yang
menceritakan tentang latihan perang Raden Padi, terlihat pada pementasan
terdapat prajurit-prajurit yang sedang pelatihan perang. Penampilan tersebut
kreativitasannya tidak hanya terlihat dari pakaian, ataupun sosok penokohannya,
kesenian ini tentu menampilkan daya kreatifitas dari sisi gerakannya yang di
peragakan oleh para remaja asli dari daerah Sutopandan Kasiharjo Kasihan
Bantul. Dan yang ke Ketiga, yaitu atraksi kesenian dari Turonggo Mudo
Tribudoyo, atraksi ini Nampak berbeda dari atraksi-atraksi sebelumnya,
yaitukesenian ini di mainkan oleh anak-anak yang masih berusia 8-10 tahun.
Kesenian ini berasal dari Selogedok Argodadi Sedayu Bantul.
Selain
menjadi agenda rutin dari Dinas Pariwisata Yogyakarta, acara ini juga menjadi
ajang kreatifitas kesenian yang ada di Yogyakarta, sehingga bisa dilestarikan
dan diwariskan kepada regenerasi berikutnya. Selain itu acara ini menjadi wadah
para paguyuban-paguyuban yang dari beberapa daerah yang terbentuk di Yogyakarta
sebagai ajang memperkenalkan diri ke masyarakat luas.
Jogja (ANTARA Jogja) - Kesenian
tradisional yang baragam dan jumlahnya banyak di Daerah Istimewa Yogyakarta
bisa menjadi atraksi wisata, dan menarik bagi wisatawan, kata Ketua Yayasan
Widya Budaya Yogyakarta Widi Utaminingsih.
"Seni dan budaya tradisional yang sifatnya lokal yang berkembang di perdesaan, memiliki potensi menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi daerah ini. Untuk itu, keberadaannya perlu dipertahankan," katanya di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, keberadaan kesenian tradisional di daerah ini jika digarap dengan baik, diharapkan dapat menjadi atraksi wisata yang menarik bagi wisatawan yang sedang berkunjung ke daerah ini.
"Objek wisata yang dilengkapi sajian atraksi wisata berupa kesenian tradisional, diharapkan membuat wisatawan memiliki kenangan setelah mereka pulang," katanya.
Untuk itu, kata dia, perlu upaya menghidupkan kembali dan mengembangkan kesenian tradisional sebagai aset wisata, agar sektor pariwisata di daerah ini bisa berkembang dari meningkatnya kunjungan wisatawan.
"Dengan menampilkan atraksi seni budaya lokal, berarti membantu kelangsungan hidup kegiatan berkesenian di daerah setempat," katanya.
Bahkan, menurut Widi, para pelaku atraksi seni tersebut dapat memperoleh tambahan penghasilan bagi keluarganya, karena setiap mereka tampil dibayar.
Widi Utaminingsih yang yayasannya bergerak di bidang studi pengembangan budaya dan pariwisata berbasis potensi lokal itu, juga
mengatakan perlu keseriusan untuk mengembangkan dan melestarikan kegiatan seni dan budaya setempat, agar bisa menjadi atraksi wisata.
Sebab, menurut dia, atraksi seni budaya memiliki hubungan erat dengan parwisata. "Jika keseniannya berkembang, tentu bisa menjadi aset pendukung objek wisata setempat," katanya.
Dengan aset itulah, kata Widi diharapkan menjadikan objek wisata setempat lebih hidup, dan diminati wisatawan.
"Seni dan budaya tradisional yang sifatnya lokal yang berkembang di perdesaan, memiliki potensi menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi daerah ini. Untuk itu, keberadaannya perlu dipertahankan," katanya di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, keberadaan kesenian tradisional di daerah ini jika digarap dengan baik, diharapkan dapat menjadi atraksi wisata yang menarik bagi wisatawan yang sedang berkunjung ke daerah ini.
"Objek wisata yang dilengkapi sajian atraksi wisata berupa kesenian tradisional, diharapkan membuat wisatawan memiliki kenangan setelah mereka pulang," katanya.
Untuk itu, kata dia, perlu upaya menghidupkan kembali dan mengembangkan kesenian tradisional sebagai aset wisata, agar sektor pariwisata di daerah ini bisa berkembang dari meningkatnya kunjungan wisatawan.
"Dengan menampilkan atraksi seni budaya lokal, berarti membantu kelangsungan hidup kegiatan berkesenian di daerah setempat," katanya.
Bahkan, menurut Widi, para pelaku atraksi seni tersebut dapat memperoleh tambahan penghasilan bagi keluarganya, karena setiap mereka tampil dibayar.
Widi Utaminingsih yang yayasannya bergerak di bidang studi pengembangan budaya dan pariwisata berbasis potensi lokal itu, juga
mengatakan perlu keseriusan untuk mengembangkan dan melestarikan kegiatan seni dan budaya setempat, agar bisa menjadi atraksi wisata.
Sebab, menurut dia, atraksi seni budaya memiliki hubungan erat dengan parwisata. "Jika keseniannya berkembang, tentu bisa menjadi aset pendukung objek wisata setempat," katanya.
Dengan aset itulah, kata Widi diharapkan menjadikan objek wisata setempat lebih hidup, dan diminati wisatawan.
Pentas bertajuk 'Atraksi Kesenian
Tradisional' digelar di Dermaga Dusun Bembem Desa Trimulyo Kecamatan Jetis
Bantul, Kamis (29/5/2014). Program kerjasama antara pengelola Desa Wisata
Trimulyo dan Dinas Pariwisata DIY itu menampilkan aneka kesenian tradisional. Tujuannya,
selain melestarikan kesenian ialah, menggerakkan perekonomian masyarakat
sekitar.
Koordinator Pelaksanaan Kegiatan Atraksi Kesenian Tradisional Desa Wisata Trimulyo Jetis Bantul, Ir Joko Kuntoro, mengatakan, konsep atraksi kesenian tradisional tidak sekedar pentas. Namun menggali potensi kebudayaan serta sejarah yang memungkinan menjadi komoditas pariwisata. Karena di wilayah itu terdapat berbagai potensi yang jika digali diyakini mampu menjadi daya tarik wisata. Diantaranya, peninggalan situs Pangeran Diponegoro di Dusun Karangwuni Blawong serta tradisi-tradisi di masyarakat Trimulyo Jetis Bantul.
Joko mengungkapkan, keberadaan perahu di dermaga itu juga menjadi daya tarik wisata tersendiri. "Perahu disediakan untuk memberi kesempatan wisatawan menyusuri Sungai Opak," ujar Joko.
Sementara untuk jenis kesenian yang ditampilkan dalam ajang atraksi kesenian tradisional kemarin meliputi, pentas Jatilan Parikesit, Tari Golek Sulung Dhayung serta Campursari Klasik. Dijelaskan dalam pentas tersebut tidak sekadar acara rutinitas belaka. Namun dari program tersebut menjadi sebuah strategi dalam melestarikan kesenian tradisional di masyarakat. Termasuk menguatkan DIY sebagai daerah Istimewa dengan segala keunggulannya.(Roy)
Koordinator Pelaksanaan Kegiatan Atraksi Kesenian Tradisional Desa Wisata Trimulyo Jetis Bantul, Ir Joko Kuntoro, mengatakan, konsep atraksi kesenian tradisional tidak sekedar pentas. Namun menggali potensi kebudayaan serta sejarah yang memungkinan menjadi komoditas pariwisata. Karena di wilayah itu terdapat berbagai potensi yang jika digali diyakini mampu menjadi daya tarik wisata. Diantaranya, peninggalan situs Pangeran Diponegoro di Dusun Karangwuni Blawong serta tradisi-tradisi di masyarakat Trimulyo Jetis Bantul.
Joko mengungkapkan, keberadaan perahu di dermaga itu juga menjadi daya tarik wisata tersendiri. "Perahu disediakan untuk memberi kesempatan wisatawan menyusuri Sungai Opak," ujar Joko.
Sementara untuk jenis kesenian yang ditampilkan dalam ajang atraksi kesenian tradisional kemarin meliputi, pentas Jatilan Parikesit, Tari Golek Sulung Dhayung serta Campursari Klasik. Dijelaskan dalam pentas tersebut tidak sekadar acara rutinitas belaka. Namun dari program tersebut menjadi sebuah strategi dalam melestarikan kesenian tradisional di masyarakat. Termasuk menguatkan DIY sebagai daerah Istimewa dengan segala keunggulannya.(Roy)
·
EXTERNAL RELATIONS :
-
MEDIA RELATIONS : KR, TRIBUN JOGJA, JOGJA TV, TVRI
JOGJA, RRI JOGJA, SWARAGAMA FM,
-
GOVERNMENT RELATIONS (BUPATI SLEMAN, BUPATI BANTUL)
-
CONSUMER
-
SPONSOR (SARI AYU MARTHA TILAAR, AGENCY MODELING)
-
INVESTOR RELATIONSHIP
10. Pasar Kangen Jogja 2014
18 Aug 2014 - 24
Aug 2014
Pasar Kangen Jogja 2014 siap membawa Anda kembali
ke suasana Yogyakarta tempo dulu. Acara menarik ini akan dihelat pada 18-24
Agustus 2014 di Taman Budaya Yogyakarta. Sebanyak 45 anjungan akan menghadirkan
aneka kuliner dan kerajinan, serta kesenian khas Yogyakarta.Acara yang sudah
diselenggarakan keenam kalinya ini digelar demi melestarikan nilai-nilai
tradisi daerah khususnya khas Yogyakarta.
Kuliner-kuliner yang akan menggoda selera
pengunjung diantaranya adalah: hawug-hawug, tiwul, lopis, ketan, wedang uwuh,
cenil, arak keeling, gatot, tempe bacem, dan lainnya. Sedangkan produk
kerajinan yang ditampilkan antara lain:wayang kardus, topeng kayu, miniatur
prajurit kraton, cincin akik, kotak perhiasan, arca batu kecil, cermin, dan
pigura.
Masing-masing kabupaten di Provinsi Yogyakarta
yakni Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Progo, dan Kabupaten
Sleman juga akan menampilkan 20 kesenian tradisional mereka seperti jathilan,
campursari, wayang orang, reog, karawitan, dan wayang kulit.
Panitia melakukan seleksi ketat untuk calon
peserta anjungan. Kesenian dan kuliner yang terpilih hanyalah yang benar-benar
menampilkan budaya khas Yogyakarta. Bahkan, nantinya penjaga anjungan pun
diminta mengenakan busana khas Yogyakarta.Komunitas bisa bergabung memeriahkan
kegiatan ini dan pendaftaran dibuka mulai 14-24 Juli 2014 di Sekretariat Pasar
Kangen Jogja di Taman Budaya Yogyakarta.
Sebagai tujuan wisata terfavorit setelah Bali,
Yogyakarta tak henti-hentinya bersolek untuk mempercantik diri. Tidak hanya
terkenal dengan alam dan budayanya yang kental, kuliner di Yogyakarta pun
menggiurkan dan murah. Makanan khas di sini umumnya memiliki citarasa manis
karena dominasi kecap.
YOGYAKARTA, KOMPAS.com -
Pasar Kangen Jogja yang rutin digelar setiap tahun untuk mengingatkan suasana
Yogyakarta tempo dulu akan kembali digelar. Tahun ini merupakan tahun keenam
dan akan berlangsung pada 18-24 Agustus bertempat di Taman Budaya Yogyakarta.
"Kegiatan utama di Pasar Kangen ini adalah menampilkan kuliner tradisional, kerajinan dan kesenian tradisional khas Yogyakarta," kata Ketua Panitia Pasar Kangen Jogja Sri Eka Kusumaningayu di Yogyakarta, Kamis (10/7/2014).
Menurut dia, panitia akan menyiapkan masing-masing 45 anjungan untuk menampilkan keragaman kuliner tradisional dan kerajinan. Selain itu ada pula penampilan 20 kelompok kesenian tradisional selama penyelenggaraan acara.
Berbagai kuliner tradisional yang akan ditampilkan di antaranya, hawug-hawug, tiwul, lopis ketan, wedang uwuh, cenil, arak keeling, gatot, tempe bacem dan lain-lain. Sedangkan produk kerajinan yang ditampilkan pun adalah barang-barang yang biasanya ditemui pada masa lalu seperti wayang kardus, topeng kayu, miniatur prajurit kraton, cincin akik, kaos motif lawasan, dan sebagainya.
"Barang-barang kuno juga akan dijual di arena Pasar Kangen seperti kotak perhiasan, arca batu kecil, cermin dan pigura, gramofon termasuk album piringan hitam dan kaset-kaset lama. Barang-barang itu biasanya menjadi incaran pengunjung," katanya.
Eka menyebut, kegiatan Pasar Kangen Jogja juga digelar untuk memberikan ruang kepada pelaku seni tradisi di Yogyakarta.
"Fokus kegiatan tahun ini adalah mengembalikan roh Pasar Kangen Jogja yaitu memberikan ruang kepada mereka yang masih memegang teguh nilai-nilai tradisi," katanya.
Sampai saat ini, lanjut Eka, masih banyak kelompok kesenian tradisi dan pelaku kuliner yang masih menjaga nilai tradisional khas Yogyakarta.
"Oleh karenanya, kami pun melakukan seleksi ketat terhadap pengisi anjungan kuliner, kerajinan dan pengisi kesenian tradisional agar bisa benar-benar menampilkan budaya khas Yogyakarta. Nantinya, penjaga anjungan pun diminta mengenakan busana khas Yogyakarta," katanya.
Sementara itu, Humas Pasar Kangen Jogja Eko Nuryono mengatakan, masyarakat yang ingin mendaftar sebagai peserta bisa melakukan pendaftaran di Sekretariat Pasar Kangen Jogja yang berada di Taman Budaya Yogyakarta.
"Pendaftaran dibuka mulai 14-24 Juli. Harga anjungannya pun cukup terjangkau. Komunitas pun bisa bergabung memeriahkan kegiatan ini," katanya. (Eka Arifa Rusqiyati/Heppy Ratna)
"Kegiatan utama di Pasar Kangen ini adalah menampilkan kuliner tradisional, kerajinan dan kesenian tradisional khas Yogyakarta," kata Ketua Panitia Pasar Kangen Jogja Sri Eka Kusumaningayu di Yogyakarta, Kamis (10/7/2014).
Menurut dia, panitia akan menyiapkan masing-masing 45 anjungan untuk menampilkan keragaman kuliner tradisional dan kerajinan. Selain itu ada pula penampilan 20 kelompok kesenian tradisional selama penyelenggaraan acara.
Berbagai kuliner tradisional yang akan ditampilkan di antaranya, hawug-hawug, tiwul, lopis ketan, wedang uwuh, cenil, arak keeling, gatot, tempe bacem dan lain-lain. Sedangkan produk kerajinan yang ditampilkan pun adalah barang-barang yang biasanya ditemui pada masa lalu seperti wayang kardus, topeng kayu, miniatur prajurit kraton, cincin akik, kaos motif lawasan, dan sebagainya.
"Barang-barang kuno juga akan dijual di arena Pasar Kangen seperti kotak perhiasan, arca batu kecil, cermin dan pigura, gramofon termasuk album piringan hitam dan kaset-kaset lama. Barang-barang itu biasanya menjadi incaran pengunjung," katanya.
Eka menyebut, kegiatan Pasar Kangen Jogja juga digelar untuk memberikan ruang kepada pelaku seni tradisi di Yogyakarta.
"Fokus kegiatan tahun ini adalah mengembalikan roh Pasar Kangen Jogja yaitu memberikan ruang kepada mereka yang masih memegang teguh nilai-nilai tradisi," katanya.
Sampai saat ini, lanjut Eka, masih banyak kelompok kesenian tradisi dan pelaku kuliner yang masih menjaga nilai tradisional khas Yogyakarta.
"Oleh karenanya, kami pun melakukan seleksi ketat terhadap pengisi anjungan kuliner, kerajinan dan pengisi kesenian tradisional agar bisa benar-benar menampilkan budaya khas Yogyakarta. Nantinya, penjaga anjungan pun diminta mengenakan busana khas Yogyakarta," katanya.
Sementara itu, Humas Pasar Kangen Jogja Eko Nuryono mengatakan, masyarakat yang ingin mendaftar sebagai peserta bisa melakukan pendaftaran di Sekretariat Pasar Kangen Jogja yang berada di Taman Budaya Yogyakarta.
"Pendaftaran dibuka mulai 14-24 Juli. Harga anjungannya pun cukup terjangkau. Komunitas pun bisa bergabung memeriahkan kegiatan ini," katanya. (Eka Arifa Rusqiyati/Heppy Ratna)
TEMPO.CO ,
Jakarta: Satu bundel uang
kreweng ada dalam genggaman Melinda. Kepingan uang berbentuk bundar dari tanah
liat itu menjadi bekal mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Yogyakarta itu untuk membeli satu bungkus jajanan pasar berisi empat macam. Ada
klepon, cenil, gatot, dan tiwul. Tapi jangan coba-coba bertransaksi dengan uang
kreweng di tempat lain. Itu hanya berlaku di Pasar Kangen Jogja di area Taman
Budaya Yogyakarta yang hanya berlangsung pada 18-24 Agustus 2014.
"Satu kreweng senilai dengan seribu rupiah. Tapi jumlahnya terbatas," kata Melinda yang mendapatkan uang kreweng dari panitia di pintu masuk Pasar Kangen, 18 Agustus 2014. Apabila harga barang atau makanan lebih dari lima keeping kreweng alias lebih dari Rp 5.000, pembeli tinggal menambah dengan mata uang rupiah.
Ini keenam kalinya Pasar Kangen Jogja digelar. Perhelatan saban satu tahun sekali itu memang dikonsep untuk menghadirkan aneka kuliner dan kerajinan lawasan Yogyakarta. Ketua Panitia Sri Eka Kusumaning Ayu mengatakan perayaan kali ini menghadirkan 44 stan kuliner, 43 kerajinan, dan 22 kelompok seni tradisi. Stan-stan kuliner dibuat sederhana. Hanya dari tiang-tiang bambu beratapkan daun tebu kering.
"Kami benar-benar selektif. Kalau kuliner model franchise, kami tolak," kata Sri saat ditemui Tempo usai Pembukaan Pasar Kangen Jogja di TBY, Senin 18 Agustus 2014.
Saat Tempo berkeililing di area Taman Bentara Yogyakarta, tak hanya gudeg yang meramaikan stand kuliner, ada juga sate koyor, sego wiwit, pecel ndeso, oseng-oseng bledheg, hingga sego jingo dari Bali. Juga aneka jajanan seperti gatot, lopis, ketan, klepon, cenil, walang goreng, tiwul, juga aneka minuman seperti wedang ronde, wedang uwuh, dawet, kopi, hingga minuman ekstrak kulit manggis. Harganya pun relatif murah.
"Aku suka konsepnya. Menghadirkan Jogja lawas. Beli tiwul jadi ingat saat diajak jajan sama simbah dulu," kata Melinda.
Keinginan untuk mencicipi kuliner yang dirasa belum pernah didengar namanya pun menggelitik Didik, pengunjung asal Sleman. Kertas bertuliskan 'es kebo' yang tertempel pada tenggok atau keranjang bambu menarik perhatiannya. Saat dia melongok, tampak es berwana cokelat tua dibungkus plastik bening berukuran kecil dan panjang. Mengingatkannya pada jajanan es yang dijual di sekolah dulu. Namun tulisan 'es kebo' masih membuatnya penasaran.
"Satu kreweng senilai dengan seribu rupiah. Tapi jumlahnya terbatas," kata Melinda yang mendapatkan uang kreweng dari panitia di pintu masuk Pasar Kangen, 18 Agustus 2014. Apabila harga barang atau makanan lebih dari lima keeping kreweng alias lebih dari Rp 5.000, pembeli tinggal menambah dengan mata uang rupiah.
Ini keenam kalinya Pasar Kangen Jogja digelar. Perhelatan saban satu tahun sekali itu memang dikonsep untuk menghadirkan aneka kuliner dan kerajinan lawasan Yogyakarta. Ketua Panitia Sri Eka Kusumaning Ayu mengatakan perayaan kali ini menghadirkan 44 stan kuliner, 43 kerajinan, dan 22 kelompok seni tradisi. Stan-stan kuliner dibuat sederhana. Hanya dari tiang-tiang bambu beratapkan daun tebu kering.
"Kami benar-benar selektif. Kalau kuliner model franchise, kami tolak," kata Sri saat ditemui Tempo usai Pembukaan Pasar Kangen Jogja di TBY, Senin 18 Agustus 2014.
Saat Tempo berkeililing di area Taman Bentara Yogyakarta, tak hanya gudeg yang meramaikan stand kuliner, ada juga sate koyor, sego wiwit, pecel ndeso, oseng-oseng bledheg, hingga sego jingo dari Bali. Juga aneka jajanan seperti gatot, lopis, ketan, klepon, cenil, walang goreng, tiwul, juga aneka minuman seperti wedang ronde, wedang uwuh, dawet, kopi, hingga minuman ekstrak kulit manggis. Harganya pun relatif murah.
"Aku suka konsepnya. Menghadirkan Jogja lawas. Beli tiwul jadi ingat saat diajak jajan sama simbah dulu," kata Melinda.
Keinginan untuk mencicipi kuliner yang dirasa belum pernah didengar namanya pun menggelitik Didik, pengunjung asal Sleman. Kertas bertuliskan 'es kebo' yang tertempel pada tenggok atau keranjang bambu menarik perhatiannya. Saat dia melongok, tampak es berwana cokelat tua dibungkus plastik bening berukuran kecil dan panjang. Mengingatkannya pada jajanan es yang dijual di sekolah dulu. Namun tulisan 'es kebo' masih membuatnya penasaran.
Penjualnya seorang lelaki paruh baya yang
mengenakan pakaian peranakan dan blangkon. Kesannya makin menunjukkan itu
jajanan 'ndeso' masa lalu. Lagian harganya hanya seribu rupiah per biji. Didik
pun membeli. Namun saat dicicip lewat lubang di ujung plastik, "Woalaaaah,
jebule (ternyata) es teh," teriak Didik sambil tergelak.
Untuk kerajinan dan barang-barang lawasan dihadirkan aneka keris, buku, koran, dan majalah lawas, radio kuno, gramophone dan piringan hitam, kerajinan topeng, juga wayang. Seolah memindahkan barang-barang klithikkan ke lokasi pasar yang hanya muncul setahun sekali itu.
Untuk kerajinan dan barang-barang lawasan dihadirkan aneka keris, buku, koran, dan majalah lawas, radio kuno, gramophone dan piringan hitam, kerajinan topeng, juga wayang. Seolah memindahkan barang-barang klithikkan ke lokasi pasar yang hanya muncul setahun sekali itu.
·
EXTERNAL RELATIONS :
-
MEDIA RELATIONS : KR, TRIBUN JOGJA, JOGJA TV, TVRI
JOGJA, RRI JOGJA, SWARAGAMA FM,
-
GOVERNMENT RELATIONS (BUPATI SLEMAN, BUPATI BANTUL)
-
CONSUMER
-
SPONSOR (SARI AYU MARTHA TILAAR, AGENCY MODELING)
-
INVESTOR RELATIONSHIP
11. Pameran Seni Rupa FKI 8
Pameran Seni Rupa dalam rangka Festival Kesenian Indonesia
ke 8 dibuka secara resmi oleh Rektor ISI Yogyakarta, Prof. Dr. A. M. Hermien
Kusmayati tadi pagi Rabu 24 September 2014. Pameran Seni Rupa ini menyertakan
lebih dari 300 karya dari ke tujuh Perguruan Tinggi Seni Indonesia. Pameran
berlangsung dari tanggal 25 – 29 September 2014 bertempat di Lobby Rektorat
Baru, Gedung Serba Guna , dan Sasana Ajiyasa FSR ISI Yogyakarta
Dalam rangka Festival Kesenian Indonesia (FKI) ke
8 menyelenggarakan kegiatan Pameran dan Penayangan Karya Televisi serta Animasi
dengan mengusung tema “Spirit of The Future, Art for Humanizing
Civilization“. Pameran berbagai karya fotografi, televisi, dan animasi ini
merupakan salah satu bentuk dialektika pemikiran kesenian para dosen dan
mahasiswa untuk menyongsong masa depan peradaban. Pameran dilaksanakan di Ruang
Galeri, selasar lantai 2 Dekanat, dan Ruang AUVI FSMR ISI Yogyakarta diresmikan
oleh Rektor ISI Yogyakarta, Prof. Dr. A.M. Hermien Kusmayati, dihadiri oleh
tamu undangan dari ke tujuh Perguruan Tinggi Seni Indonesia. Pameran
berlangsung dari 24 – 29 September 2014.
Menurut
Yudhistira pendaftaran peserta pameran seni rupa Negari Ngayogyakarta
Hadiningrat akan masih akan dibuka hingga 15 Maret 2012 untuk selanjutnya
dilakukan proses kurasi karya peserta. Hinnga saat ini, sudah ada 45-50 seniman
yang mengambil applikasi pendaftaran mengikuti pameran. “Belum termasuk peserta
yang melakukan pengunduhan (download) aplikasi pendaftaran pameran,” ujar
Yudhistira yang menambahkan sudah ada 15-30 seniman senior yang mendaftarkan diri
mengikuti pameran.
Sementara untuk penyelenggaraan Children Appreciation Day yang akan diselenggarakan Minggu (22/4) mendatang akan diisi dengan kegiatan lomba melukis dan mewarnai untuk anak TK, SD kelas 1 dan 2. Event Children Appreciation Day ini akan didahului dengan pementasan wayang Hip Hop Hadiningrat yang akan dijadikan sebagai ide untuk penciptaan lukisan dan proses mewarnai peserta lomba.
Gambar yang diciptakan anak-anak peserta akan menampilkan nuansa Jogja sebagai kota budaya serta ketokohan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Untuk acara seminar yang akan dilangsungkan Minggu (15/4) akan mengusung tema “Negari Ngayogyakarta Hadiningrat” dengan menghadirkan pembicara Prof. Drs. M.Dwi Marianto, MFA, PHd (Direktur Pascasarjana ISI Yogyakarta serta Seniman aliran abstrak Yogyakarta, Suleman Sukarman.
Yudhistira Satyadharma juga menerangkan, untuk event Konser Musik “Yogyakarta Tanah Jiwa Merdeka” diharapkan bisa menampilkan Sawong Jabo dan pementasa kesenian rakyat. “Kita masih dalam tahap confirmasi untuk bisa mendatangkan Sawung Jabo,” terang Yudhistira.
Untuk informasi kegiatan Festival Seni Rupa Negari Ngayogyakarta Hadiningrat, peserta atau masyarakat bisa datang ke kantor Barak Jinem (b16) di Gallery for Citizen Kompleks Jogja National Museum Jln.Amry Yahya No.1 Wirobrajan Yogyakarta.
Sementara untuk penyelenggaraan Children Appreciation Day yang akan diselenggarakan Minggu (22/4) mendatang akan diisi dengan kegiatan lomba melukis dan mewarnai untuk anak TK, SD kelas 1 dan 2. Event Children Appreciation Day ini akan didahului dengan pementasan wayang Hip Hop Hadiningrat yang akan dijadikan sebagai ide untuk penciptaan lukisan dan proses mewarnai peserta lomba.
Gambar yang diciptakan anak-anak peserta akan menampilkan nuansa Jogja sebagai kota budaya serta ketokohan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Untuk acara seminar yang akan dilangsungkan Minggu (15/4) akan mengusung tema “Negari Ngayogyakarta Hadiningrat” dengan menghadirkan pembicara Prof. Drs. M.Dwi Marianto, MFA, PHd (Direktur Pascasarjana ISI Yogyakarta serta Seniman aliran abstrak Yogyakarta, Suleman Sukarman.
Yudhistira Satyadharma juga menerangkan, untuk event Konser Musik “Yogyakarta Tanah Jiwa Merdeka” diharapkan bisa menampilkan Sawong Jabo dan pementasa kesenian rakyat. “Kita masih dalam tahap confirmasi untuk bisa mendatangkan Sawung Jabo,” terang Yudhistira.
Untuk informasi kegiatan Festival Seni Rupa Negari Ngayogyakarta Hadiningrat, peserta atau masyarakat bisa datang ke kantor Barak Jinem (b16) di Gallery for Citizen Kompleks Jogja National Museum Jln.Amry Yahya No.1 Wirobrajan Yogyakarta.
INTERNAL RELATIONS :
-
·
EXTERNAL RELATIONS :
-
MEDIA RELATIONS : KR, TRIBUN JOGJA, JOGJA TV, TVRI
JOGJA, RRI JOGJA, SWARAGAMA FM,
-
GOVERNMENT RELATIONS (BUPATI SLEMAN, BUPATI BANTUL)
-
CONSUMER
-
SPONSOR (SARI AYU MARTHA TILAAR, AGENCY MODELING)
-
INVESTOR RELATIONSHIP
12. Lampion naga
Lampion
– lampion di pinggir jalan, ditambah naga beraneka ukuran menyusuri jalanan
kota, pastinya sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja !
Dalam
budaya barat, naga biasanya menjadi simbol kejahatan, namun berbeda dengan
Cina. Di negeri Tiongkok, hewan mitologi tersebut menjadi sosok penting nan
sakti.
Cina
dikenal sangat memegang teguh tradisi leluhur, maka tak heran hingga kini dragon
festival (festival naga) masih bisa dijumpai di berbagai penjuru dunia,
khususnya di kawasan pecinan (China Town).
Perlu
Anda ketahui bahwa dragon dance berbeda dengan barongsai. Dragon dance
menggunakan kostum berbentuk naga, sedangkan barongsai berbentuk singa,
sehingga kerap disebut lion dance oleh bangsa barat. Kemudian jumlah
orang yang menarikannya juga berbeda. Lion dance ditarikan oleh satu
atau dua orang saja sementara dragon dance dioperasikan oleh banyak
orang.
Anda
pun dalam waktu dekat ini dapat menyaksikan Jogja Dragon Festival. Acara yang
diinisiasi oleh JCACC (Jogja Chinese Art and Culture Center) tersebut akan
digelar pada tanggal 13 Februari 2014. Festival ini merupakan bagian dari Pekan
Budaya Tionghoa yang sudah dimulai sejak tanggal 10 Februari hingga puncaknya
pada hari Jumat 14 Februari 2014 mendatang.
Jogja
Dragon Festival dapat Anda saksikan di sepanjang jalan Malioboro, dengan
mengambil start dari taman parkir Abu Bakar Ali dan finish di Titik Nol
Kilometer. Acara ini akan dimulai ada pukul 18.00 hingga 22.00 WIB. And one
things for sure, festival ini gratis ! So, pastikan hari Kamis besok
Anda mengosongkan agenda, sehingga bisa melihat kemeriahan khas Tionghoa di
Yogyakarta.
Sembari
menunggu Jogja Dragon Festival, Anda bisa pemanasan dengan merasakan kemeriahan
Pekan Budaya Tionghoa di Kampung Ketandan. Ada berbagai kegiatan seru di sini,
sebut saja pameran budaya, wayang Po Tay Hee, karnaval, panggung hiburan,
barongsai, aneka kuliner, dan masih banyak lagi.
Lokasi
kampung ini tidak terlalu jauh dari Jalan Malioboro. Yakni berada di sebelah
utara Pasar Beringharjo.
·
INTERNAL RELATIONS :
-
Jogja
Chinese Art and Culture Center dan para crew.
-
Pengunjung
acara
·
EXTERNAL RELATIONS :
-
MEDIA RELATIONS : TRIBUN, JOGJA TV, TVRI JOGJA, RRI
JOGJA, SWARAGAMA FM, MNC
-
CONSUMER (Penonton atau pengunjung acara)
13.
Festival Teater Jogja
Festival Teater Jogja
2014 (FTJ 2014) Taman Budaya Yogyakarta (TBY) akan kembali digelar pada 22-24
September 2014 di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta. Acara yang akan dimulai
setiap pukul 19.00 WIB ini terbuka untuk umum dan gratis.
Senin (22/09/2014) akan
tampil Teater Blank ON ‘Urip Urup’ dan Teater Bumi Bekage ‘Orang-Orang Payung’,
Selasa (23/9) Teater Suwekaprabha ‘Cerita Nyai Soemirah’ dan Teater Rinengga
‘Pasir Menari’, sedang Rabu (24/09/2014) akan tampil Kebelet Teater ‘Modus
Spionase’ dan dipungkasi penampil eksibisi dari ISI Yogyakarta.
Durasi pertunjukan
minimal 45 menit dan maksimal 60 menit. Harapan kami FTJ 2014 menjadi ruang
apreasi public dan bisa menjadi parameter bagi perkembangan kelompok teater di
Yogyakarta.
Festival Teater Jogja
2014 adalah salah satu bentuk peran aktif Taman Budaya Yogyakarta mewadahi
proses kreatif para seniman teater. Memasuki tahun keenam festival kali ini FTJ
mengangkat tema “Multikulturalisme Dalam Ruang Sosial Kini”. “Ini merujuk pada
isu-isu sosial, budaya, politik,ekonomi dan agama dalam konteks relasi sosial
beserta seluruh sub persoalan yang hidup di dalam masyarakat.
Grup teater yang akan tampil adalah grup
yang belum pernah tampil dalam festival teater sebelumnya yang diselenggarakan
oleh Taman Budaya Yogyakarta. Kelima kelompok akan berkompetisi dalam /penyajiannya.
(Den)
·
INTERNAL RELATIONS :
-
Paguyuban
Teater
-
Orkestra
·
EXTERNAL RELATIONS :
-
MEDIA RELATIONS : KR, JOGJA TV, TVRI JOGJA, RRI JOGJA,
SWARAGAMA FM, MNC
-
CONSUMER (Penonton)
-
COMMUNITY RELATIONS (Teater Tangga, Teater Garasi,
Teater Bumi)
14.
Customfest
CUSTOMFEST adalah
sebuah event kompetisi motor custom dan pameran custom terbesar di Indonesia,
kolaborasi pertunjukan dari berbagai jenis karya kustom Indonesia antara lain :
Motor Kustom, Mobil Hot
Rod, Sepeda, Seni dan Budaya, Entertainment , Vendor Booth dan sebagainya .
CUSTOMFEST
diselenggarakan sebagai acara tahunan disetiap minggu pertama bulan Oktober di
Jogjakarta-Indonesia, kota yang terkenal dengan kekayaan budaya dan peninggalan
sejarah. CUSTOMFEST mengundang dan melibatkan seluruh komunitas motor kustom
Indonesia dan pelaku industri kustom internasional, menampilkan karya kustom
terbaik sebagai refleksi kekayaan budaya bangsa Indonesia.
·
INTERNAL RELATIONS :
-
EVENT ORGANIZER
-
SEMUA PESERTA ACARA
·
EXTERNAL RELATIONS :
-
MEDIA RELATIONS : KR, TRIBUN JOGJA, JOGJA TV, TVRI
JOGJA, RRI JOGJA, SWARAGAMA FM, MNC
-
GOVERNMENT RELATIONS (Kapolsek Banguntapan)
-
CONSUMER (Pengunjung)
-
COMMUNITY RELATIONS (Volkswagen, HondaCB, Lowrider
region Yogya)
-
INVESTOR RELATIONS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar