Ketuhanan Yang
Maha Esa
a)
Peran sila
pertama Pancasila yaitu;
·
Saling menghormati dan
menghargai kepercayaan masing-masing tersebut, maka akan tercipta kedamaian dan
ketentraman. Dengan saling menghormati tidak akan terjadi perpecahan yang hanya
akan membawa keburukan bagi semua.
·
Sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa, sudah seharusnya kita mempertebal keimanan kita agar tidak mudah
terpengaruh oleh hal-hal baru dari berbagai belahan dunia.
·
Dari sila tersebut kita
diajarkan untuk percaya pada satu Tuhan. Dimana seorang umat diajarkan untuk
mengurus urusan agamanya masing-masing tanpa mencampuri urusan agama orang
lain.
·
Berperan dalam
pendidikan yang menjelaskan bahwa Tuhan menurunkan wahyu kepada manusia melalui
utusannya, sehingga wahyu tersebut menjadi suatu pengetahuan bagi manusia.
Manusia memperoleh kebenaran dan pengetahuan tersebut melalui wahyu yang
diberikan Tuhan kepada manusia. Pengetahuan tersebut dapat dijadikan sebagai
petunjuk dalam mendidik seseorang agar menjadi pribadi yang bertaqwa kepada
Tuhan-Nya.
b)
Dasar sila pertama sesuai dengan
dasar syariat Islam
Allah berfirman:
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi
syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan
mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu
Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi25 Allah meliputi langit dan
bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi
lagi Maha besar”. (Al Baqarah: 255)
“Katakanlah:
“Dia-lah Allah, yang Maha Esa”. (Al Ikhlas : 1)
Sebagaimana tercantum dalam surat Al Baqarah ayat 255, missi Islam
adalah untuk menegakkan kalimah LA ILAHA ILLA ALLAH, tidak ada Illah kecuali
hanya Allah saja. Jadi konsepsi dalam Islam hanya ada satu Illah saja, yaitu
Allah Azza wa Jalla. Selainnya tidak!!! Tidak ada tuhan Yesus, tidak ada Sang
Yhang Whidi, tidak ada Tao, tidak ada tuhan-tuhan lainnya. Yang ada hanya Allah
Azza wa Jalla.
Pancasila mengakui adanya tuhan-tuhan selain Allah, sedangkan Islam
melarangnya (Musyrik/Kafir). Allah berfirman:
“Sesungguhnya kafirlah orang0orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah
salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari
Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu,
pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih”.
(Al Maidah: 73)
Jadi disini jelaslah bertentangan konsep Islam dengan Pancasila. Akibat
adanya kesatuan Tuhan dalam Pancasila dianggapnya semua agama adalah baik dan
benar, inilah kemusyrikan yang nyata, jelas-jelas melanggar konsep Allah dan
Rasul-Nya. Allah berfirman:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada
berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab26 kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.
Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat
cepat hisab-Nya”. (Ali Imran: 19)
Jadi jelaslah sila pertama dari Pancasila ini sangat bertentangan
dengan Islam, karena dapat membuat seorang Muslim menjadi musyrik kepada Allah.
2.
Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab
Pelaksanaan
sila kedua terutama dalam menangani hak asasi manusia
Sila kemanusiaan yang
adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada kedudukan yang sama
dalam hukum serta serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama untuk mendapat
jaminan dan perlindungan undang-undang.
Sila Kedua,
mengamanatkan adanya persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban
antara sesama manusia sebagaimana tercantum dalam Deklarasi HAM PBB yang
melarang adanya diskriminasi. Pasal 7 (Semua orang sama di depan hukum dan
berhak atas perlindungan hukum yang sama tanpa diskriminasi. Semua berhak atas
perlindungan yang sama terhadap setiap bentuk diskriminasi yang bertentangan
dengan Deklarasi ini, dan terhadap segala hasutan yang mengarah pada
diskriminasi semacam ini).
Pelaksanaan sila
kemanusiaan yang adi dan beradab diartikan sebagai penghargaan kepada hak asasi
manusia,walaupun masih banyak pelanggaran yang terjadi. Pelanggaran-pelanggaran
tersebut bersifat vertical dan horizontal.
Pelanggaran vertical
terjadi antara aparatur Negara dengan rakyat, contohnya militer yang masih
mendominasi jalannya pemerintahan.sedngkan pelanggaran horizontal terjadi
antara kelompok-kelompok rakyat seperti sekelompok preman terhadap orang lain. Dengan
adanya sila kemanusiaan yang adil dan beradab diharapkan dapat menghapuskan
praktek pelanggaran hak asasi manusia yang ada di Negara kita.
3.
Persatuan
Indonesia
a. Makna sila persatuan Indonesia dan berkaitan dengan kasus
kasus sparatisme
Makna sila ketiga yaitu kita
diajarkan untuk bersatu walaupun kita berbeda agama, kebudayaan, ras, suku
bangsa dan sebagainya, namun kita tetap sama yaitu warga negara Indonesia yang
berpedoman pada pancasila. Walaupun kita berbeda, kita tak sama namun dengan
adanya sumpah pemuda, kita memiliki tumpah darah yang sama, bangsa yang sama,
dan bahasa yang sama sebagai pemersatu perbedaan diantara kita semua.
Munculnya berbagai gerakan separatis di Indonesia
seperti GAM di Aceh, RMS di Maluku dan OPM di Papua lebih disebabkan oleh
ketidakadilan ekonomi yang dirasakan oleh rakyat di wilayah-wilayah tersebut
akibat kegagalan Pemerintah dalam mensejahterakan mereka.
Ketidakdilan ekonomi sebagai pemicu gerakan
separatis ini juga pernah diakui sendiri oleh Pemerintah. Wapres Jusuf Kalla,
misalnya, pernah menyatakan bahwa aksi separatisme di Nanggroe Aceh Darussalam
(NAD), Papua, Republik Maluku Selatan (RMS), dan masalah Poso Sulawesi Tengah
yang belum selesai hingga sekarang serta masalah terorisme disebabkan oleh
ketidakadilan ekonomi.
b. Sikap apabila ada gerakan sparatisme di Indonesia
Kunci
menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut adalah menciptakan keadilan ekonomi,
dalam arti, kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia itu harus sungguh-sungguh
terwujud.
4.
Asas musyawarah
dengan dasar surah Ali-Imron:159
Kata musyawarah berasal dari
akar kata arab (syawara) yang artinya, secara kebahasaan ialah mengeluarkan
madu dari sarang lebah. Sedangkan menurut istilah yang dimaksud, dengan
musyawarah itu ialah berunding antara seseorang dengan orang lain, antara satu
golongan dan golongan lain, mengenai suatu masalah, dengan maksud untuk
mengambil keputusan atau kesepakatan bersama.
Mengacu kepada Al-Qur’an
surah Ali Imran, 3: 159, maka di dalam pergaulan hidup bermasyarakat, khususnya
dalam bermusyawarah, hendaknya diterapkan prinsip-prinsip umum sebagai berikut
ini:
1.
Melandasi musyawarah dengan hati yang
bersih, tidak kasar, lemah lembut, dan penuh kasih sayang.
2.
Dalam bermusyawarah hendaknya bersikap
dan berperilaku baik, seperti: tidak berperilaku keras, dengan tutur kata yang
sopan, saling menghormati, dan saling menghargai, serta melakukan usaha-usaha
agar hasil musyawarah itu berguna.
3.
Para peserta musyawarah hendaknya
berlapang dada, bersedia memberi maaf apabila dalam musyawarah itu terjadi
perbedaan-perbedaan pendapat, dan bahkan terlontar ucapan-ucapan yang
menyinggung perasaan, juga bersedia memohonkan ampun atas kesalahan para
peserta musyawarah, jika memang bersalah.
4.
Hasil musyawarah yang telah disepakati
bersama hendaknya dilaksanakan dengan bertawakal kepada Allah SWT. Orang-orang
yang bertawakal tentu akan berusaha sekuat tenaga, diiringi dengan doa kepada
Allah Azza wajalla, sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah SWT.
Sesungguhnya Allah SWT itu menyukai orang-orang yang bertawakal.
Suatu hal yang perlu
disadari bahwa musyawarah yang diterapkan dari mulai lembaga terendah yaitu
keluarga, sampai dengn lembaga tertinggi, yaitu MPR, hasilnya jangan sampai
menyimpang dari ajaran Allah SWT dan Rasul-nya (Al-Qur’an dan Hadis)
5.
Makna keadilan social beserta contoh
Makna Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1. Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam
arti dinamis dan meningkat.
2. Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan
bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing.
3. Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat
dapat bekerja sesuai dengan bidangnya.
Contoh keadilan sosial dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara misalnya pemerataan dalam segala bidang
terutama dalam bidang ekonomi.Tapi sampai sekarang ini belum dapat dirasakan
oleh banyak orang,masih banyak orang hidup dibawah garis kemiskinan.ini
menunjukkan pemerintah belum dapat memaksimalkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar